Survei: Ruhut Anggota Dewan yang Tidak Aspiratif
Minggu, 29 September 2013 13:38 wib
Ruhut Sitompul (Foto: Dok. Okezone)
JAKARTA - Institut Riset Indonesia (Insis) menyatakan
politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul dinilai publik sebagai anggota
Dewan Perwakilan Rakyat yang tidak aspiratif.
Alasannya, kata Peneliti Insis, Mochtar W Oetomo, Ruhut lebih mementingkan tampil di media massa ketimbang turun langsung menemui rakyat di daerah pemilihannya.
"Hampir tiap hari wajah Ruhut sering muncul, tapi publik melihat bukan anggota dewan yang aspiratif. Karena tidak turun ke dapil," kata dia dalam siaran pers di Hotel Century, Jakarta Selatan, Minggu (29/9/2013).
Menurut Mochtar, anggota dewan yang dikenal publik paling aspiratif adalah Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso. Dia meraup suara 6,91 persen. Berikutnya secara berturut-turut diikuti Rieke Dyah Pitaloka meraup suara sebesar 6,16 persen, Ganjar Pranowo 5,6 persen, Taufik Kurniawan 4,67 persen, Budiman Sujatmiko 3,92 persen, Mahfudz Siddiq 3,45 persen, Ahmad Muqowam 2,89 persen, Ahmad Muzani 1,86 persen, dan Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio 1,4 persen.
Ruhut bahkan kalah bersaing dengan Ketua DPR Marzuki Alie. Marzuki dinilai sebagai politikus paling dikenal dengan meraup 9,43 persen. Ruhut sendiri meraup 8,69 persen disusul Priyo Budi Santoso 7,57 persen, Hidayat Nur Wahid 6,54 persen, Puan Maharani 6,07 persen, Pramono Anung 5,51 persen, Hajriyanto Thohari 4,48 persen, Fahri Hamzah 3,92 persen, Bambang Soesatyo 3,64 persen, Ahmad Yani 3,27 persen, Tantowi Yahya 2,71 persen.
Menurut Mochtar, Ruhut justru dinilai sebagai anggota dewan yang paling ngotot dalam menyampaikan pendapat. Dia meraup suara 8,22 persen, disusul Bambang Soesatyo 3,27 persen, Eva Kusuma Sundari 2,52 persen, Fahri Hamzah 2,52 persen, Sutan Bharoegana 2,42 persen, Nurul Arifin 2,14 persen, Martin Hutabarat 1,86 persen, Ahmad Yani 1,77 persen, Syarifuddin Suding 1,49 persen.
"Mayoritas publik cenderung negatif melihat ngototnya Ruhut, bukan positif. Mungkin berhubungan dengan karakteristik publik yang tidak suka cara bicara dengan keras dan ngotot," ujar Mochtar.
Survei Insis ini dilakukan pada 17 Agustus hingga 20 September di 34 Provinsi dengan menggunakan metodologi rambang berjenjang. Jumlah responden 1.070 orang, margin of error 3 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
"Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner," kata Mochtar.
Alasannya, kata Peneliti Insis, Mochtar W Oetomo, Ruhut lebih mementingkan tampil di media massa ketimbang turun langsung menemui rakyat di daerah pemilihannya.
"Hampir tiap hari wajah Ruhut sering muncul, tapi publik melihat bukan anggota dewan yang aspiratif. Karena tidak turun ke dapil," kata dia dalam siaran pers di Hotel Century, Jakarta Selatan, Minggu (29/9/2013).
Menurut Mochtar, anggota dewan yang dikenal publik paling aspiratif adalah Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso. Dia meraup suara 6,91 persen. Berikutnya secara berturut-turut diikuti Rieke Dyah Pitaloka meraup suara sebesar 6,16 persen, Ganjar Pranowo 5,6 persen, Taufik Kurniawan 4,67 persen, Budiman Sujatmiko 3,92 persen, Mahfudz Siddiq 3,45 persen, Ahmad Muqowam 2,89 persen, Ahmad Muzani 1,86 persen, dan Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio 1,4 persen.
Ruhut bahkan kalah bersaing dengan Ketua DPR Marzuki Alie. Marzuki dinilai sebagai politikus paling dikenal dengan meraup 9,43 persen. Ruhut sendiri meraup 8,69 persen disusul Priyo Budi Santoso 7,57 persen, Hidayat Nur Wahid 6,54 persen, Puan Maharani 6,07 persen, Pramono Anung 5,51 persen, Hajriyanto Thohari 4,48 persen, Fahri Hamzah 3,92 persen, Bambang Soesatyo 3,64 persen, Ahmad Yani 3,27 persen, Tantowi Yahya 2,71 persen.
Menurut Mochtar, Ruhut justru dinilai sebagai anggota dewan yang paling ngotot dalam menyampaikan pendapat. Dia meraup suara 8,22 persen, disusul Bambang Soesatyo 3,27 persen, Eva Kusuma Sundari 2,52 persen, Fahri Hamzah 2,52 persen, Sutan Bharoegana 2,42 persen, Nurul Arifin 2,14 persen, Martin Hutabarat 1,86 persen, Ahmad Yani 1,77 persen, Syarifuddin Suding 1,49 persen.
"Mayoritas publik cenderung negatif melihat ngototnya Ruhut, bukan positif. Mungkin berhubungan dengan karakteristik publik yang tidak suka cara bicara dengan keras dan ngotot," ujar Mochtar.
Survei Insis ini dilakukan pada 17 Agustus hingga 20 September di 34 Provinsi dengan menggunakan metodologi rambang berjenjang. Jumlah responden 1.070 orang, margin of error 3 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
"Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner," kata Mochtar.
sumber: http://news.okezone.com/read/2013/09/29/339/873644/survei-ruhut-anggota-dewan-yang-tidak-aspiratif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar